Kamis, 18 Oktober 2012

Fanatisme

Mengapa umat Islam terjebak dalam sekat fanatisme? Apa dampak dari sikap terhadap penerapan Islam yang syumul (sempurna)? Lalu, apa peran berbagai pergerakan dakwah dalam bingkai iqomatud dien?

Inilah berbagai pertanyaan yang senantiasa memenuhi pikiran kita, disaat banyaknya kelompok Islam. Masing-masing membawa bendera kebenaran, dengan klaim yang satu sebagai ahlu sunah wal jama’ah, namun dengan anggapan selainnya salah.

Mizan kebenaran menjadi bias, saat masing-masing kelompok tidak mampu membedakan masalah yang asal (yang tidak ada perselisihan di kalangan para ulama) dan masalah yang furu’ (yang memungkinkan perbedaan pendapat). Mereka juga tidak mampu membedakan, antara ikhtilaf (perbedaan) dan iftiraq (perpecahan).

Hal ini semakin ironis, saat umat terjebak pada kultus dan figuritas. Akibatnya, benar dan salah diukur berdasarkan perkataan sang figur, bukan standar baku Al Qur’an dan As Sunah.
Hakekatnya ikhtilaf (perbedaan) adalah sunatullah. Allah membolehkan perbedaan sepanjang tidak mengarah pada iftiraq (perpecahan). Namun perbedaan menjadi wilayah perpecahan manakala terjebak dalam sikap fanatisme.Fanatisme (ashobiyah) menjadi pintu perpecahan, permusuhan, dan munculnya klaim benar dan salah atas dasar fanatisme.

Dalam pergerakan Islam, sikap fanatisme terhadap kelompok menjadikan seseorang terjebak pada pemahaman yang sempit. Akibatnya, kebenaran hanya datang dari kelompoknya, sementara selainnya salah bahkan pada tingkatan sesat. Akibatnya, sikapnya pun berbeda layaknya bersikap terhadap musuh-musuh Allah. Akibat jauhnya, tanpa mampu membedakan kawan dan lawan. Semuanya sama, selain kelompoknya adalah sesat, tak berhak mendapatkan perwalian dan bahkan sebagai musuh dalam penegakan panji-panji sunah. Dalam konteks pergerakan Islam, proses iqomatud dien akan terhenti, jikap sikap fanatisme terkungkung pada kelompok dan figur. Umat mengalami kemandegan dan bahkan kemunduran fatal yang berakibat melemahnya umat Islam dan semakin kokohnya orang-orang kafir.

Fanatisme adalah salah satu gerbong syaitan dalam melumpuhkan Islam. Gerbong-gerbong lain akan mengikuti seiring dengan berjalannya gerbong fanatisme ini. Akal tak berfungsi. Kebenaran terjebak dalam klaim kelompok. Masing-masing tercerai berai. Penuh kasak kusuk, dengan pandangan curiga, pada kondisi puncak mereka bersama-sama merobohkan bangunan Islam itu sendiri. Naudzubillah min dzalik. Akankah fanatisme mengalahkan mizan kebenaran Al Qur’an dan As Sunah?

Sumber : An-Najah No. 02/III/Okotober 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar