Sabtu, 05 November 2011

Abu Lahab dan Istrinya

Abu Lahab adalah salah satu orang musyrik Quraisy yang paling giat memimpin penyerangan-penyerangan terhadap dakwak Rasulullah SAW. Padahal Abu Lahab adalah paman Nabi Muhammad, tetapi sikap jahatnya terhadap dakwah Nabi sudah ditunjukkan kepada beliau sejak hari pertama dakwah.

Setelah Abdullah, putra Rasulullah SAW yang kedua meninggal dunia, Abu Lahab merasa senang sekali. Seketika itu dia menemui rekan-rekannya dan mengatakan kepada mereka bahwa Muhammad sudah terputus dari rahmat Allah.

Abu Lahab pun suka menguntit di belakang Rasulullah SAW pada musim haji untuk mendustakan beliau, dan bahkan melempari beliau dengan batu, hingga sempat membuat kedua tumit beliau berdarah.

Istri Abu Lahab, Ummu Jamil binti Harb, saudari Abu Sufyan, tidak kalah sengitnya dalam memerangi beliau. Dia pernah memasang duri di jalan yang dilalui Nabi dan di depan pintu beliau pada suatu malam. Dia adalah wanita yang sok berkuasa, panjang lidah, banyak bualan dan tipu muslihatnya, suka mengobarkan api fitnah dan menyalakan bara peperangan untuk melawan Nabi. Oleh karena itu Al-Qur’an mensifatinya sebagai pembawa kayu bakar. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Lahab : 


artinya : “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan binasalah dia. Tidaklah berguna harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang dilehernya ada tali dari sabut.”

Tatkala dia mendengar adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang turun tentang dirinya dan suaminya, maka Ummu Jamil langsung mencari Rasulullah SAW, yang saat itu duduk di masjid di dekat Ka’bah bersama Abu Bakar ash-Shiddiq. Dia membawa segenggam batu. Selagi dia sudah berada di atas kepala keduanya, Allah menutupi pandangannya dari Rasulullah, sehingga tidak bisa melihat kecualiAbu Bakar saja. Maka dia bertanya,”Wahai Abu Bakar! Mana temanmu? Kudengar dia menyindirku. Demi Allah, andaikata aku melihatnya, tentu ku timpukkan batu ini ke mulutnya. Demi Allah aku adalah seorang penyair wanita.”

Kemudian dia berkata melantunkan syair,
“Kami mungkir sekalipun dia membenci.
Terhadap urusannya kami tiada sudi.
Terhadap agamanya kami membenci.”

Setelah itu istri Abu Lahab membalikkan badan dan pulang. Sedangkan Abu Bakar bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau melihatnya dan dia melihat engkau?”
Beliau menjawab, “Dia tidak melihatku, karena Allah telah menutupi pandangannya sehingga tidak bisa memandangku.”


Sumber : Majalah AQ