Semakin lama, permusuhan kaum Quraisy terhadap Rasulullah SAW dan para sahabatnya semakin keras dan gencar. Rasulullah sendiri mengalami berbagai macam penganiayaan.
Suatu hari, Nabi SAW sedang shalat di Ka’bah. Tiba-tiba datang Uqbah bin Abu Mu’ith mencekik leher Nabi sekuat tenaga dengan kainnya. Sampai kemudian Abu Bakar datang dan memegang kedua lengan Uqbah serta menjauhkannya dari Nabi seraya berkata : “Apakah kalian hendak membunuh seorang yang mengucapkan Rabb-ku adalah Allah.”
Pernah pula, suatu waktu, Nabi SAW sedang sujud disekitar beberapa orang Quraisy, tiba-tiba Uqbah bn Abu Mu’ith datang dengan membawa kotoran binatang. Lalu melemparkannya ke atas punggung Nabi. Beliau tidak mengangkat kepalanya sehingga datang Fatimah RA membersihkannya.
Sebagian dari mereka juga pernah menaburkan tanah diatas kepala Rasulullah ketika beliau sedang berjalan disebuah lorong di Mekah. Sehingga beliau kembali ke rumah dengan kepala kotor. Kemudian salah seorang anak perempuan Nabi membersihkannya sambil menangis. Tetapi beliau mengatakan kepadanya : “Wahai anakku, janganlah engkau menangis! Sesungguhnya Allah melindungi bapakmu.”
Abu Jahal pun selalu menghalangi Rasulullah SAW semenjak pertama kali dia melihat beliau shalat di Masjidil Haram. Abu Jahal pernah mendatangi Rasulullah yang sedang shalat. Dia ingin menginjak tengkuk beliau. Namun tiba-tiba beberapa orang muncul dan dia mundur ke belakang beberapa langkah sambil meremas-remas tangannya.
“Ada apa dengan dirimu?” tanya kaum musyrik Quraisy yang sedang berkumpul menyaksikan.
“Antara dia dan diriku seperti ada parit dari api dan orang-orang yang muncul itu merupakan sayapnya.” jawab Abu Jahal.
Lalu Nabi bersabda mengenai hal ini, “Andaikata dia mendekatiku, tentu para malaikat akan menyambarnya sepotong demi sepotong.”
Berbagai gangguan dan siksaan seperti inilah yang harus dihadapi Rasulullah dalam dakwahnya. Tetapi hal itu tidak begitu berarti bagi diri Rasulluah SAW. Karena iman,ketaatan dan cintanya pada Allah dan karena beliau memiliki kepribadian yang tiada duanya, berwibawa serta sabar.
Sumber : Sirah Nabawiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar