Selasa, 30 Agustus 2011

Serangan Raja Abrahah

Tahun 570 M, Abrahah al-Asyram, seorang raja dari Yaman berusaha menghancurkan Ka’bah. Awalnya, Abrahah membangun gereja yang sangat besar di Shan’a, Yaman. Gereja itu memiliki sebuah bangunan  dan pelataran yang sangat tinggi. Saking tingginya bangunan itu, setiap orang yang melihatnya, harus mendongakkan kepala sedemikian rupa sehingga peci yang dikenekannya akan terancam lepas dari kepala. Semua sisi bangunan itu pun dihiasi.

Abrahah bertekad untuk memindahkan haji bangsa Arab ke gereja tersebut sebagaimana mereka selama ini berhaji ke Ka’bah Makkah. Kaum Quraisy benar-benar murka karenanya, sehingga sebagian dari mereka yang mendatangi gereja itu dan memasukinya pada malam hari, mereka kemudian menghancurkan isi didalamnya.  Tentu saja ini membuat Abrahah berang. Abrahah pun bersumpah akan pergi menuju Baitullah di Makkah dan akan menghancurkannya berkeping-keping.

Abrahah pun menyiapkan diri dan pergi dengan membawa pasukan yang cukup banyak dan disertai dengan seekor gajah yang sangat besar, belum ada yang pernah melihat seekor gajah seperti itu. Nama gajah itu adalah Mahmud. Ada juga pendapat yang menyebutkan, bersama Abrahah terdapat delapan gajah. Ada juga yang menyatakan dua belas gajah. Wallahu’alam.

Maka setelah merasa gajahnya telah siap dan pasukannya telah siaga, Abrahah dan pasukannya menuju ke Makkah. Tetapi tiba-tiba, gajah yang begitu dibanggakan oleh Abrahah duduk berderum tak mau bangkit. Pasukan Abrahah memukul-mukul gajah agar berdiri, mereka bahkan memukul kepala gajah itu dengan kapak, tetapi gajah itu enggan berdiri. Kemudian mereka memasukkan tongkat mereka yang berujung lengkung ke belalainya, lalu menariknya supaya ia mau berdiri, tetapi gajah itu tetap menolak. Saat mereka mengarahkannya kembali ke Yaman, maka gajah itu berdiri dan berjalan kembali dengan cepat. Saat mereka mengarahkannya ke Syam, maka ia melakukan hal yang sama. Lalu mereka  mengarahkannya ke timur, maka ia melakukan hal yang sama, yakni berjalan cepat. Kemudian mereka mengarahkannya ke Makkah, maka gajah itu pun kembali duduk menderum.

Lalu, Allah SWT mengirimkan kepada mereka burung dari neraka yaitu burung Ababil. Setiap burung tersebut membawa tiga batu yang sangat panas sekali. Satu batu di paruhnya dan dua batu lainnya di kedua kakinya. Tidak seorangpun dari mereka yang terkena batu tersebut melainkan akan binasa. Enam puluh ribu prajurit tidak kembali ke negerinya, bahkan prajurit yang kembali dalam keadaan terluka akhirnya mati.

4 komentar:

  1. Ahhhh dongeng isapan jempol saja... mana mungkin gajah dimasukan tombak ke belalainya lalu bisa tetap hidup... pasti mati tuh.... Dasar TOTOL

    BalasHapus
  2. Ya anda itu yg TOLOL,baca dg jelas..
    "Tongkat yg ujungnya melengkung"bukan tombak.,sebelum mengolok2 islam,periksain dulu tu mata..dasar otak udang

    BalasHapus